Postingan

PIAGAM GUMI SASAK : JATI DIRI SUKU SASAK

Gambar
Lahirnya Piagam Gumi Sasak adalah karena kegelisahan mengenai identitas kebudayaan Sasak di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terbatas. Dengan perkembangan tersebut tentu saja budaya luar dapat dengan mudah masuk dan memengaruhi budaya kita. Oleh sebab itu para intelektual, tokoh agama dan tokoh adat berkumpul untuk menyatakan sikap bahwa “kami ingin kembali    pada nilai dasar yang diajarkan leluhur kami dan kami akan maju dan sejahtera dengan nilai-nilai itu”. Karena kegelisahan itulah, melalui diskusi yang cukup panjang, para tokoh memutuskan untuk membuat pernyataan tertulis mengenai hal tersebut yang diberi nama    Piagam Gumi Sasak. Proses pembuatan isi Piagam ini tidak mudah, melibatkan beberapa pakar bahasa dan hukum. Setiap kalimat dipilih dengan hati-hati sehingga ketika diinterpretasi, kalimat tersebut dapat menyampaikan maksud dan tujuan dibuatnya piagam ini. Dan setelah dinyatakan dapat mewakili apa yang hendak disampaikan...

Pertarungan Sederhana didalam Lumpur

Gambar
Barapan kebo adalah event tradisional atau budaya dari suku samawa dan pada saat berdirinya Kerajaan Sumbawa hingga saat ini , hal ini membuktikan masyarakat Sumbawa sangat erat dengan tradisi leluhur mereka .  Barapan Kebo (kerbau) atau Karapan Kerbau ala Sumbawa ini diselenggarakan pada awal musim tanam padi. Lokasi atau arena Barapan Kebo  adalah sawah yang telah basah atau sudah digenangi air sebatas lutut. Perlakuan pemilik kerbau jargon Barapan Kebo sama seperti perlakuan audisi Main Jaran. Kerbau-kerbau peserta dikumpulkan 3 hari atau 4 hari sebelum event budaya ini digelar, untuk diukur tinggi dan usianya. Hal ini dimaksudkan, agar dapat ditentukan dalam kelas apa kerbau-kerbau tersebut dapat dilombahkan. Durasi atau lamanya event adalah ditentukan dari seberapa banyak jargon Kerbau yang ikut dalam event budaya Barapan Kebo.   Hal-hal yang membuat jauh berbeda dari Karapan Sapi Madura atau Mekepung di Bali adalah pentas para sandro adu ilmu , dan para jok...

Ritual Barodak yang Tak Lekang Oleh Waktu

Barodak Rapancar adalah tradisi luluran dan mewarnai tangan. Kedua kata tersebut berasal Dari bahasa asli Sumbawa. Kata Barodak diambil Dari kata 'Odak' yang berarti Lulur sedangkan Rapancar berasal dari kata Pancar yang berarti memerahkah kuku tangan dengan daun pacar. Ritual Barodak/ Rapancar ini biasanya dilakukan setelah didahului berbagai prosesi perkawinan lainnya seperti Bajajak (menjajaki), Bakatoan (Melamar), Basaputis (Menetapkan hari baik), Bada (pemberitahuan), dan Nyorong (Antaran) . Kemudian setelah Barodak Rapancar, dilanjutkan dengan acara Nikah (menikah), Rame Mesa (Meramaikan ditempat acara) dan Tokal Basai (resepsi). Rangkaian tahapan ini, hampir utuh dijalani oleh masyarakat Kabupaten Sumbawa sejak berpuluh tahun lamanya. Di dalamnya juga termasuk ritual Maning Pengantan yang dilakukan oleh ‘Ina Odak’ (Juru Lulur) untuk mengawali seluruh prosesi barodak. Kegiatan ritual barodak ini, bagi masyarakat Sumbawa memiliki makna filosofis tersendiri. Misalnya, setia...